Tugas : Pembangunan
Sektor Kesehatan
Dosen : Rininta
Andriani, S.Sos., M.Kes
PEMBANGUNAN
MASYARAKAT
Disusun Oleh:
Kelompok 1
1. NURHIJAYANTI MARTIA (11
710 151)
2. FITRIAH WAHAB ADJU (11
710 153)
3. AMRIATI (11
710 154)
FAKULTAS
KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS
DAYANU IKHSANUDDIN
BAUBAU
2013
KATA PENGANTAR
“Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh”
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini yang berjudul “Pembangunan Masyarakat”.
Tak lupa pula kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan konstribusi berupa
tenaga, materil, pikiran, dan bantuan
lainnya dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari penyusunan makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan. Olehnya itu, kritik dan saran dari pembaca
sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberi manfaat bagi pembaca. Terima kasih.
Penulis
Kelompok 1
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1.
Latar
Belakang............................................................................ 1
1.2.
Rumusan
Masalah....................................................................... 2
1.3.
Tujuan.......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 3
2.1.
Pembangunan Masyarakat......................................................... 3
2.1.1.
Pengertian Pembangunan......................................................... 3
2.1.2.
Pengertian Masyarakat............................................................. 4
2.1.3.
Pengertian Pembangunan Masyarakat................................... 5
2.2.
Perkembangan Studi Pembangunan Masyarakat.................... 7
2.2.1.
Fase Komunal Primitif.............................................................. 8
2.2.2.
Fase Feodalisme......................................................................... 9
2.2.3.
Fase Kapitalisme........................................................................ 10
2.3.
Teori Pembangunan Masyarakat............................................... 12
2.3.1.
Teori Modernisasi...................................................................... 12
2.3.2.
Teori Dependensi....................................................................... 14
2.3.3.
Teori Sistem Dunia.................................................................... 16
BAB III PENUTUP................................................................................... 18
A.
Kesimpulan..................................................................................... 18
B.
Saran............................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Pembangunan adalah suatu upaya
untuk pemenuhan kebutuhan dasar manusia, baik secara individual maupun
kelompok, dengan cara-cara yang tidak menimbulkan kerusakan, baik terhadap kehidupan
sosial maupun lingkungan sosial (Johan Galtung). Pembangunan merupakan suatu
proses perubahan sosial berencana, karena meliputi berbagai dimensi untuk
mengusahakan kemajuan dalam kesejahteraan ekonomi, modernisasi, pembangunan
bangsa, wawasan lingkungan san bahkan peningkatan kualitas manusia untuk
memperbaiki kualitas hidupnya (Bintiro Tjokroamidjojo).
Masyarakat
(sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang
membentuk sebuah sistem
semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah
antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata
"masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak.
Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan
antar entitas-entitas. Masyarakat
adalah sebuah komunitas yang
interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat
digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu
komunitas yang teratur.
Secara umum community development
(CD) dapat didefinisikan sebagai kegiatan pengembangan masyarakat yang
diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat untuk mencapai kondisi
sosial-ekonomi-budaya yang lebih baik apabila dibandingkan dengan sebelum
adanya kegiatan pembangunan. Sehingga, masyarakat di tempat tersebut diharapkan
menjadi lebih mandiri dengan kualitas kehidupan dan kesejahteraan yang lebih
baik.
1.2.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Apa yang dimaksud
dengan pembangunan?
2.
Apa yang dimaksud
dengan masyarakat?
3.
Apa yang dimaksud
dengan pembangunan masyarakat?
4.
Bagaimana studi
perkembangan pembangunan masyarakat?
5.
Apa saja teori-teori
pembangunan?
1.3.
Tujuan
Tujuan
dari penulisan makalah ini adalah:
1.
Untuk mengetahui
pengertian pembangunan.
2.
Untuk mengetahui
pengertian masyarakat.
3.
Untuk mengetahui
pembangunan masyarakat.
4.
Untuk mengetahui studi
perkembangan pembangunan masyarakat.
5.
Untuk mengetahui
teori-teori pembangunan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pembangunan
Masyarakat
2.1.1.
Pengertian
Pembangunan
Pembangunan secara etimologi adalah
bangun, bangun berarti sadar, siuman, bergerak, bangkit dan berdiri.
Pembangunan adalah suatu upaya untuk pemenuhan kebutuhan dasar manusia, baik
secara individual maupun kelompok, dengan cara-cara yang tidak menimbulkan
kerusakan, baik terhadap kehidupan sosial maupun lingkungan sosial (Johan
Galtung). Pembangunan merupakan suatu proses perubahan sosial berencana, karena
meliputi berbagai dimensi untuk mengusahakan kemajuan dalam kesejahteraan ekonomi,
modernisasi, pembangunan bangsa, wawasan lingkungan dan bahkan peningkatan
kualitas manusia untuk memperbaiki kualitas hidupnya (Bintiro Tjokroamidjojo).
Pembangunan dapat diartikan sebagai
`suatu upaya terkoordinasi untuk menciptakan alternatif yang lebih banyak
secara sah kepada setiap warga negara untuk memenuhi dan mencapai aspirasinya
yang paling manusiawi (Nugroho dan Rochmin Dahuri, 2004). Mengenai pengertian
pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya
perencanaan. Istilah pembangunan bisa saja diartikan berbeda oleh satu orang
dengan orang lain, daerah yang satu dengan daerah lainnya, Negara satu dengan
Negara lain. Namun secara umum ada suatu kesepakatan bahwa pembangunan
merupakan proses untuk melakukan perubahan (Riyadi dan Deddy Supriyadi
Bratakusumah, 2005).
Siagian (1994) memberikan
pengertian tentang pembangunan sebagai “Suatu usaha atau rangkaian usaha
pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu
bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa
(nation building)”. Sedangkan Ginanjar Kartasasmita (1994) memberikan
pengertian yang lebih sederhana, yaitu sebagai “suatu proses perubahan ke arah
yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana”.
2.1.2.
Pengertian
Masyarakat
Masyarakat
(sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang
membentuk sebuah sistem
semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah
antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata
"masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak.
Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan
antar entitas-entitas. Masyarakat
adalah sebuah komunitas yang
interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat
digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu
komunitas yang teratur.
Menurut Syaikh Taqyuddin
An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat
apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan
kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan
kemaslahatan.
Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan
cara utamanya dalam bermata pencaharian. Pakar ilmu
sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat
pemburu, masyarakat pastoral nomadis,
masyarakat bercocoktanam,
dan masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan pasca-industri
sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agricultural tradisional.
Masyarakat dapat pula
diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya: berdasarkan urutan
kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku, chiefdom, dan
masyarakat negara.
Kata society berasal dari
bahasa latin, societas, yang berarti hubungan
persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang
berarti teman, sehingga arti society
berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung
makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama
dalam mencapai tujuan bersama.
Menurut
bahasa, masyarakat adalah kelompok orang yang
merasa memiliki bahasa bersama, yang merasa termasuk dalam kelompok itu, atau
yang berpegang pada bahasa standar yang sama. Masyarakat adalah sejumlah
manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan
mempunyai kepentingan yang sama. Seperti; sekolah, keluarga, perkumpulan,
Negara semua adalah masyarakat.
2.1.3. Pengertian
Pembangunan Masyarakat
Menurut PBB
dalam Suharyanto (2006), Pembangunan
Masyarakat atau Pembangunan Komunitas adalah suatu proses melalui usaha dan
prakarsa masyarakat sendiri maupun kegiatan pemerintahan dalam rangka
memperbaiki kondisi ekonomi, sosial dan budaya.
Secara umum community
development (CD) dapat didefinisikan sebagai kegiatan pengembangan
masyarakat yang diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat untuk mencapai
kondisi sosial-ekonomi-budaya yang lebih baik apabila dibandingkan dengan
sebelum adanya kegiatan pembangunan. Sehingga, masyarakat di tempat tersebut
diharapkan menjadi lebih mandiri dengan kualitas kehidupan dan kesejahteraan
yang lebih baik. Program CD memiliki tiga karakter utama yaitu berbasis
masyarakat (community based), berbasis sumber daya setempat (local resource
based) dan berkelanjutan (sustainable). Dua sasaran yang ingin
dicapai yaitu: sasaran kapasitas masyarakat dan sasaran kesejahteraan. Sasaran
pertama yaitu kapasitas masyarakat dapat dicapai melalui upaya pemberdayaan (empowerment)
agar anggota masyarakat dapat ikut dalam proses produksi atau institusi
penunjang dalam proses produksi, kesetaraan (equality) dengan tidak
membedakan status dan keahlian, keamanan (security), keberlanjutan (sustainability)
dan kerjasama (cooperation), kesemuanya berjalan secara simultan.
Pembangunan manusia dan pembangunan masyarakat satu kesatuan yang saling
berkaitan, karena manusia secara kodrati mempunyai kecendrungan untuk hidup
bermasyarakat sesuai dengan kedudukannya manusia sebagai makhluk individu.
Pembangunan masyarakat tidak hanya untuk membina hubungan dan kehidupan setiap
orang dalam hidup bermasyarakat, melainkan juga untuk membangun masyarakat.
Karena setiap satuan masyarakat mempunyai kekuatan tersendiri yang disebut “community power”. Suatu masyarakat dapat
kehilangan kekuatannya jika masyarakat itu mengalami “community disorganization”. Karena itu, betapa penting pembangunan
masyarakat apalagi jika mengingat perlunya persiapan yang terencana untuk
memasuki bentuk masyarakat (society),
baik masyarakat desa maupun masyarakat kota (Taliziduhu Ndraha, 1986).
Masyarakat dalam konteks pembangunan adalah masyarakat dalam arti
komunitas. Komunitas artinya masyarakat yang memiliki sistem budaya, sistem
sosial, dan sejarah tertentu dalam pemukiman terkecil.
Konsep “The Good Community and Competency”
ini mengandung sembilan nilai, yaitu:
1.
Setiap anggota masyarakat
berinteraksi satu sama lain secara aktif berdasarkan hubungan pribadi dan
kelompok-kelompok primer.
2.
Komunitas memiliki otonomi, yaitu
kewenangan dan kemampuan mengurus kepentingan sendiri secara bertanggung jawab.
3.
Komunitas memiliki viabilitas, yakni
kemampuan untuk memecahkan masalah sendiri.
4.
Distribusi kekuasaan dilakukan
secara merata, di mana setting setiap orang memiliki kesempatan yang sama,
bebas memilih dan menyatakan kehendaknya.
5.
Kesempatan yang luas untuk setiap
anggota masyarakat dalam berpartisipasi aktif bagi kepentingan bersama.
6.
Keberadaan komunitas memberi makna
penting kepada anggota.
7.
Adanya heterogenitas dan perbedaan
pendapat.
8.
Pelayanan masyarakat ditempatkan
sedekat dan secepat mungkin bagi yang berkepentingan.
9.
Adanya konflik dan “maging confict”.
Dalam
masyarakat yang berkompetensi setiap komponen mempunyai:
1.
Kemampuan mengidentifikasi masalah
dan kebutuhan komunitas.
2.
Kemampuan mencapai kesepakatan
tentang sasaran yang hendak dicapai berikut skala prioritasnya.
3.
Kemampuan menemukan dan menyepakati
cara dan alat pencapaian sasaran yang telah disetujui.
4.
Kemampuan bekerja sama secara
rasional dalam mencapai tujuan.
Moeljanto
Tjokrowinoto (1987) berpendapat ada tiga kategori makna pembangunan sosial atau
masyarakat, yaitu:
1.
Pembangunan sosial atau masyarakat
sebagai pengadaan pelayanan terhadap masyarakat.
2.
Pembangunan sosial atau masyarakat
sebagai upaya yang terencana dan terarah untuk mencapai tujuan sosial yang
kompleks dan bervariasi.
3.
Pembangunan sosial sebagai upaya
yang terencana dan terarah untuk meningkatkan kemampuan manusia dalam berbuat
sesuatu.
Pembangunan masyarakat dalam arti luas berarti
perubahan sosial yang terencana dan terencana untuk meningkatkan dan
memperbaiki kehidupan masyarakat secara umum baik dari segi budaya, ekonomi,
sosial, politik, maupun agama.
2.2.
Perkembangan
Studi Pembangunan Masyarakat
Pembangunan masyarakat merupakan
suatu proses perubahan masyarakat. Awal dari proses perubahan dalam masyarakat
yaitu ketika manusia ada.
Masyarakat
Indonesia mengalami 3 fase perkembangan yang menghasilkan suatu system atau
tatanan social sampai saat ini, yaitu fase komunal primitive, feodal, dan
kapitalisme. Perubahan atau perkembangan tiap fase dipengaruhi oleh factor
eksternal dan internal masyarakat itu sendiri. Lalu dipengaruhi oleh alam.
Awal lahir adanya masyarakat Indonesia adalah karena
adanya migrasi (perpindahan penduduk) secara bergelombang di zaman grasial (es
mencair) dan adanya pertumbuhan internal masyarakat yang hidup di
pinggiran sungai sekitar sulawesi karena pada saat itu hidupnya masih
bergantung pada alam (homosentris).
2.2.1. Fase Komunal
Primitif
Pada zaman
komunal primitive corak produksi manusia pada saat itu adalah berburu dan
meramu untuk mempertahankan hidupnya. Hidup mereka cosmosentris (bergantung
pada alam). Alat produksinya menggunakan batu. Hubungan produksi pada saat itu
kerjasama (belum ada pembagian kerja) atau kolektif. Mereka hidup selalu berpindah–pindah,
ketika sumber daya alam yang dijadikan sumber penghidupan mereka berkurang atau
habis maka mereka berpindah tempat. Kadang mereka bertempur ketika bertemu
dengan kelompok lain untuk menguasai daerah yang memiliki sumber daya alam.
Lalu kelompok yang kalah akan di bunuh atau dijadikan budak (inilah embrio dari
zaman perbudakan). System politik pada saat itu dipimpin oleh satu orang kepala
kelompok. Biasanya dia dipilih karena mempunyai keahlian yang lebih.
Setelah ditemukannya logam maka peralihan corak
produksi di masyarakat pada saat itu yaitu dengan bercocok tanam. Mereka mulai
hidup menetap, karena adanya beberapa permasalahan, salah satunya permasalahan
gender. Wanita pada saat itu harus melahirkan maka mereka tidak mungkin berburu
dan hidup berpindah-pindah. Maka berubahlah pola hidup mereka menjadi menetap.
Pola pikir masyarakat berkembang berdasarkan kondisi objektifnya pada saat itu.
Setelah itu mulai adanya pembagian tugas, ada kelompok yang berburu dan ada
pula yang bercocok tanam. Hubungan produksi pada saat itu sudah ada system
barter (tukar) untuk melengkapi kebutuhan masing-masing kelompok (keluarga).
Dan akhirnya sampai ada yang menemukan alat tukar yang sah seperti logam.
Beberapa kelompok masyarakat berpikir lebih jauh, ketika mereka melakuan
pengumpulan hasil produksi mereka maka akan mendapatkan keuntungan yang lebih
besar, inilah yang melahirkan system akumulasi dan dagang pada saat itu.
Sistem pemerintah pada saat itu masih di pimpin oleh satu orang, rakyat
membayar upeti kepada pimpinan untuk keperluan membangun infrastruktur
daerahnya. Inilah yang nantinya melahirkan system kerajaan.
2.2.2. Fase
Feodalisme
Pada fase
feodalisme, corak produksi pada saat itu adalah tanah dan tenaga kerja yang
terikat dengan tanah. Kekuasaan ekonomi politik berdasarkan kepemilikan tanah
(raja). Nilai-nilai social yang terbentuk pada saat itu adalah: primordial
(kesukuan), Petriarkal, monarki absolute dan mitos. Sistem politik pada saat
itu monarki absolute (kekuasaan tak terbatas). bentuk struktur politik.
·
Elit
(golongan atas) : Raja, Bangsawan, Agamawan
·
Kelas bawah (low class) : rakyat
biasa
Awal lahir feodalisme + 400 M, lahirnya kerajaan Tarumanegara
(Kutai), puncak kejayaannya pada + 1300 M pada masa kerajaan Majapahit.
Pemberontakan
yang terjadi untuk menghancurkan feodalisme yang pernah dilakukan oleh Ken Arok
melawan Akutumapel, tapi hanya menghancurkan budaya pada saat itu yaitu
golongan bawah tidak akan pernah menjadi kaum raja. Kerajaan yang ada di
Nusantara atau yang menguasai nusantara pada saat itu adalah kerajaan yang bisa
menguasai jalur perdagangan. Hancurnya feodalisme dipengaruhi oleh factor
internal dan eksternal. Kondisi nusantara pada saat itu yang merupakan jalur
sutra (jalur yang mempertemukan dunia Timur dan Barat) menjadi sasaran bangsa
timur dan barat untuk menguasai. Masuknya bangsa-bangsa lain seperti Arab,
Persia, dan Gujarat untuk melakukan perdagangan. Di samping itu bangsa barat
(eropa) juga mulai masuk untuk menaklukan Nusantara. Selain melakukan
perdagangan mereka juga melakukan penyebaran agama.
Selain itu kondisi internal nusantara yang mengalami permasalahan seperti,
kerajaan yang mengalami konflik internal (perang saudara di Majapahit), dan
konflik di Mataram antara Hindu dengan Islam.
Lahirnya kolonialisme yang dilakukan oleh beberapa Negara eropa seperti,
Portugis, Spanyol, dan Belanda (lewat VOC) untuk menaklukan kerajaan Nusantara
dan menguasai jalur perdagangan.
Kolonialisme di Indonesia lahir juga dipengaruhi oleh kondisi eksternal
pada saat itu yaitu adanya Revolusi Industri di Perancis pada tahun 1789 yang
menghancurkan feodalisme di Perancis dan melahirkan system kapitalisme yang
membuat Negara-negara eropa memassifkan perdagangan untuk mengambil keuntungan
yang lebih besar. Begitu juga yang.dilakukan oleh Belanda untuk mengambil
keuntungan yang lebih besar (awalnya melalui VOC), meraka menaklukan kerajaan
dan mengganti semua system yang ada di Nusantara.
2.2.3. Fase
Kapitalisme
Kapitalisme
lahir karena adanya kontradiksi antara para pedagang (Borjuasi) dengan raja
yang melahirkan revolusi borjuis di Perancis 1789. Hal ini juga dipengaruhi
oleh perkembangan teknologi (penemuan mesin uap).
-
VOC (1602)
VOC adalah sebuah kongsi dagang milik belanda. Mereka masuk ke Indonesia
pada tahun 1602 dengan tujuan awal untuk mencari rempah-rempah. Dengan kekuatan
militer yang lebih maju dari Indonesia mereka lama-kelamaan mulai ingin
memonopoli perdagangan dan menaklukkan raja-raja di Nusantara. Setelah mereka
menaklukan Kerajaan-kerajaan Nusantara mereka membubarkan VOC dan mengkoloni di
Nusantara mereka mengganti smua struktur pemerintahan untuk dan memanfaatkan
sisa-sisa feodalisme untuk mengambil kekayaan di Nusantara lebih banyak.
-
Land Rente (1811)
Setelah mereka menguasai Nusantara, Gubernur jendral
pada saat itu memberlakukan system Land Rente (sewa tanah). Setiap peteni yang
ingin mengelola tanah mereka diwajibkan membayar pajak kepada pemerintah
Belanda. Pajak itu dibayar kepada kepala desa yang tidak lain adalh bekas
bangsawan kerajaan pada masa feodalsme. Setalah system ini diberlakukan banyak
para petani yang tidak bisa membayar pajak, dan akhirnya tanahnya diambil oleh
pemerintah Belanda.
-
Culture Stelsel (1830)
Culture stelsel adalah peraturan yang dibuat oleh
pemerintah Belanda pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Van Den Bosch.
Dimana rakyat pada saat itu dipaksa menanam rempah-rempah sesuai dengan
kebutuhan pasar di Dunia.
-
Politik Etis (1908)
Politik etis (Balas Budi) adalah kebijakan yang dikeluarkan pemerintah
Belanda untuk rakyat Indonesia. Politik etis yang terdiri dari Irigasi,
Migrasi dan Edukasi yang diberikan kepada rakyat pada saat itu yang menurut
pemerintah Belanda adalah sebuah balas budi yang diberikan kepada rakyat atas
penjajahan yang dilakukannya. Tapi dibalaik politik etis tersebut adalah sebuah
taktik pemerintah Belanda untuk memassifkan produksi dan eksport hasil dari
Indonesia.
a)
Irirgasi, Pembangunan infrastruktur
pengairan yang diberikan pemerintah Belanda agar hasil dari pertanian bisa
lebih massif
b)
Migrasi, Perpindahan penduduk yang
sebenarnya bertujuan untuk memaksimalkan potensi lahan (perkebuanan) yang belum
dikelola.
c)
Edukasi, karena keterbatasan dari
rakyat Indonesia dalam hal baca dan tulis membuat pemerintah Belanda memberikan
pendidikan kepada mereka. Sebenarnya ini adalah kebutuhan dari pemerintah
Belanda sendiri dalam hal administrasi.
2.3.
Teori
Pembangunan Masyarakat
Teori Pembangunan, terbagi atas 3
teori, yakni antara lain teori modernisasi, dependensi dan teori dunia dan
contoh Implementasi dari ketiga teori tersebut pada kehidupan dapat dilihat
pada privatisasi bulog sebagai implementasi dari teori pembangunan. Tiga teori pembangunan
tersebut antara lain adalah:
2.3.1.
Teori Modernisasi
Perspektif
teori Modernisasi Klasik menyoroti bahwa negara Dunia Ketiga merupakan negara terbelakang
dengan masyarakat tradisionalnya. Sementara negara-negara Barat dilihat sebagai
negara modern. Aliran modernisasi memiliki ciri-ciri dasar antara lain:
”Sumber perubahan adalah dari dalam atau dari budaya masyarakat itu sendiri
(internal resources) bukan ditentukan unsur luar”. Modernisasi diartikan
sebagai proses transformasi. Dalam rangka mencapai status modern, struktur dan
nilai-nilai tradisional secara total diganti dengan seperangkat struktur dan
nilai-nilai modern. Modernisasi merupakan proses sistematik. Modernisasi
melibatkan perubahan pada hampir segala aspek tingkah laku sosial, termasuk di
dalamnya industrialisasi, diferensiasi, sekularisasi, sentralisasi dan
sebagainya. Ciri-ciri pokok teori modernisasi:
1.
Modernisasi merupakan
proses bertahap.
2.
Modernisasi juga dapat
dikatakan sebagai proses homogenisasi.
3.
Modernisasi terkadang
mewujud dalam bentuk lahirnya, sebagai proses Eropanisasi dan Amerikanisasi,
atau modernisasi sama dengan Barat.
4.
Modernisasi juga
dilihat sebagai proses yang tidak bergerak mundur.
6.
Modernisasi memerlukan
waktu panjang. Modernisasi dilihat sebagai proses evolusioner, dan bukan
perubahan revolusioner.
Tokoh-tokoh
teori modernisasi:
1.
Harrod-Domar
Berpendapat
bahwa masalah pembangunan pada dasarnya merupakan masalah menambahkan investasi
modal. Prinsip dasar: kekurangan modal, tabungan dan investasi menjadi masalah
utama pembangunan.
2.
Walt .W. Rostow
Teori
Pertumbuhan Tahapan Linear (linear-stages-of growth-models) proses pembangunan
bergerak dalam sebuah garis lurus yakni masyarakat yang terbelakang ke
masyarakat yang maju dengan tahap-tahap sebagai berikut:
a.
Masyarakat
tradisional: masyarakat pertanian. Ilmu
pengetahuan masih belum banyak dikuasai.
b.
Prakondisi untuk lepas
landas: masyarakat tradisional terus bergerak walaupun
sangat lambat dan pada suatu titik akan mencapai posisi pra-kondisi untuk lepas
landas. Contoh adanya campur tangan untuk meningkatkan tabungan
masyarakat terjadi, dimana tabungan tersebut dimanfaatkan untuk sektor-sektor
produktif yang menguntungkan. Misalnya Pendidikan
c.
Lepas landas: ditandai dengan tersingkirnya hambatan-hambatan yang
menghalangi proses pertumbuhan ekonomi. Tabungan dan investasi yang
efektif meningkat dari 5%-10%.
d.
Bergerak ke kedewasaan:
teknologi diadopsi secara meluas.
e.
Zaman konsumsi masal
yang tinggi: pada tahap ini pembangunan sudah berkesinambungan.
3.
David McClelland
Teori: need for Achievement (n-Ach). Kebutuhan atau dorongan berprestasi, dimana mendorong proses
pembangunan berarti membentuk manusia wiraswasta dengan n.ach yang tinggi. Cara
pembentukannya melalui pendidikan individu ketika seseorang masih kanak-kanak
di lingkungan keluarga.
4.
Max Weber
Hasil analisis: salah
satu penyebab utamanya adalah “Etika Protestan”. Etika Protestan:
Lahir melalui agama
Protestan yg dikembangkan oleh Calvin
a.
Keberhasilan kerja di
dunia akan menentukan seseorang masuk surga/neraka.
b.
Berdasarkan kepercayaan
tersebut kemudian mereka bekerja keras untuk menghilangkan kecemasan. Sikap
inilah yang diberi nama “etika protestan”.
5.
Bert F. Hoselitz
Membahas faktor-faktor non ekonomi yg
ditinggalkan Rostow yang disebut faktor “kondisi lingkungan”. Kondisi
lingkungan maksudnya adalah perubahan-perubahan pengaturan kelembagaan yang
terjadi dalam bidang hukum, pendidikan, keluarga, dan motivasi.
6.
Alex Inkeles & David H. Smith
Ciri-ciri manusia
modern:
a.
Keterbukaan thd
pengalaman dan ide baru
b.
Berorientasi ke masa
sekarang dan masa depan
c.
Punya kesanggupan
merencanakan
d.
Percaya bahwa manusia
bisa menguasai alam
Bila dalam teori Modernisasi Klasik, tradisi
dianggap sebagai penghalang pembangunan, dalam teori Modernisasi Baru, tradisi
dipandang sebagai faktor positif pembangunan. Teori Modernisasi, klasik maupun
baru, melihat permasalahan pembangunan lebih banyak dari sudut kepentingan
Amerika Serikat dan negara maju lainnya.
2.3.2.
Teori
Dependensi
Teori
dependensi lebih menitik beratkan pada persoalan keterbelakangan dan
pembangunan negara Dunia Ketiga. Munculnya teori dependensi lebih merupakan
kritik terhadap arus pemikiran utama persoalan pembangunan yang didominasi oleh
teori modernisasi. Teori ini mencermati hubungan dan keterkaitan negara Dunia
Ketiga dengan negara sentral di Barat sebagai hubungan yang tak berimbang dan
karenanya hanya menghasilkan akibat yang akan merugikan Dunia Ketiga. Negara
sentral di Barat selalu dan akan menindas negara Dunia Ketiga dengan selalu
berusaha menjaga aliran surplus ekonomi dari negara pinggiran ke negara
sentral.
Teori
ini berpangkal pada filsafat materialisme yang dikembangkan Karl Marx. Salah
satu kelompok teori yang tergolong teori struktiral ini adalah teori
ketergantungan yang lahir dari 2 induk, yakni seorang ahli pemikiran liberal
Raul Prebiesch dan seorang pemikir marxis yang merevisi pandangan marxis
tentang cara produksi Asia yaitu, Paul Baran.
1.
Raul
Prebisch: industri substitusi import. Menurutnya negara-negara terbelakang
harus melakukan industrialisasi yang dimulai dari industri substitusi impor.
2.
Paul
Baran: sentuhan yang mematikan dan kretinisme. Baginya perkembangan kapitalisme
di negara-negara pinggiran beda dengan kapitalisme di negara-negara pusat. Di
negara pinggiran, system kapitalisme seperti terkena penyakit kretinisme yang
membuat orang tetap kerdil.
Ada 2 tokoh yang membahas dan
menjabarkan pemikirannya sebagai kelanjutan dari tokoh-tokoh di atas, yakni:
1.
Andre
Guner Frank: pembangunan keterbelakangan. Bagi Frank keterbelakangan hanya
dapat diatasi dengan revolusi, yakni revolusi yang melahirkan sistem sosialis.
2.
Theotonia
De Santos: membantah Frank. Menurutnya ada 3 bentuk ketergantungan, yakni:
a.
Ketergantungan
kolonial: hubungan antar penjajah dan penduduk setempat bersifat eksploitatif.
b.
Ketergantungan
Finansial-Industri: pengendalian dilakukan melalui kekuasaan ekonomi dalam
bentuk kekuasaan financial-industri.
c.
Ketergantungan
Teknologis-Industrial: penguasaan terhadap surplus industri dilakukan melalui
monopoli teknologi industri.
2.3.3. Teori Sistem Dunia
Teori sistem
dunia yang dikemukakan oleh Immanuel Wallerstein. Hal ini dikarenakan bahwa
dalam suatu sistem sosial perlu dilihat bagian-bagian secara menyeluruh dan
keberadaan negara-negara dalam dunia internasional tidak boleh dikaji secara
tersendiri karena ia bukan satu sistem yang tertutup. Teori ini berkeyakinan
bahwa tak ada negara yang dapat melepaskan diri dari ekonomi kapitalis yang
mendunia. Wallerstein menyatakan sistem dunia modern adalah sistem ekonomi
kapitalis.
Menurut
Wallerstein, sistem dunia kapitalis dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu:
1.
Negara core atau
pusat: mengambil keuntungan yang paling banyak, karena kelompok ini dapat
memanipulasikan sistem dunia sampai batas-batas tertentu.
2.
Semi-periferi atau
setengah pinggiran: mengambil keuntungan dari Negara-negara pinggiran yang
merupakan pihak yang paling dieksploitir.
3.
Negara periferi atau
pinggiran.
Menurut Wallerstein negara-negara dapat “naik atau
turun kelas,” misalanya dari negara pusat menjadi negara setengah pinggiran dan
kemudian menjadi negara pinggiran, dan sebaliknya. Naik dan turun kelasnya
negara ini ditentukan oleh dinamika sistem dunia. Pernah suatu saat Inggeris,
Belanda, dan Perancis adalah negara pusat yang berperan dominan dalam sistem
dunia, namun kemudian Amerika Serikat muncul menjadi negara terkuat (pusat)
seiring hancurnya negara-negara Eropa dalam Perang Dunia II.
Wallerstein
merumuskan tiga strategi bagi terjadinya proses kenaikan kelas, yaitu:
1.
Kenaikan kelas terjadi
dengan merebut kesempatan yang datang. Sebagai misal negara pinggiran tidak
lagi dapat mengimpor barang-barang industri oleh karena mahal sedangkan
komiditi primer mereka murah sekali, maka negara pinggiran mengambil tindakan
yang berani untuk melakukan industrialisasi substitusi impor. Dengan ini ada
kemungkinan negara dapat naik kelas dari negara pinggiran menjadi negara
setengah pinggiran.
2.
Kenaikan kelas terjadi
melalui undangan. Hal ini terjadi karena perusahaan-perusahaan industri raksasa
di negara-negara pusat perlu melakukan ekspansi ke luar dan kemudian lahir apa
yang disebut dengan MNC. Akibat dari perkembangan ini, maka muncullah
industri-industri di negara-negara pinggiran yang diundang oleh oleh
perusahaan-perusahaan MNC untuk bekerjasama. Melalui proses ini maka posisi
negara pinggiran dapat meningkat menjadi setengah pinggiran.
3.
Kenaikan kelas terjadi
karena negara menjalankan kebijakan untuk memandirikan negaranya. Sebagai misal
saat ini dilakukan oleh Peru dan Chile yang dengan berani melepaskan dirinya
dari eksploitasi negara-negara yang lebih maju dengan cara menasionalisasikan
perusahaan-perusahaan asing. Namun demikian, semuanya ini tergantung pada
kondisi sistem dunia yang ada, apakah pada saat negara tersebut mencoba
memandirikan dirinya, peluang dari sistem dunia memang ada. Jika tidak, mungkin
dapat saja gagal.
Perbandingan
antara Teori Dependensi dan Teori Sistem Dunia
Elemen
Perbandingan
|
Teori
Dependensi
|
Teori
Sistem Dunia
|
Unit
Analisis
|
Negara-Bangsa
|
Sistem
dunia
|
Metode
Kajian
|
Historis
struktural
|
Dinamika
sejarah dunia
|
Struktur
Teori
|
Dua
kutub
(sental-pinggiran)
|
Tiga
kutub
(sentral-semi
pinggiran-pinggiran)
|
Arah
Pembangunan
|
Deterministik
|
Peluang
terjadinya mobilitas
|
Arena
Kajian
|
Negara
pinggiran
|
Negara
pinggiran, negara semi pinggiran dan sistem ekonomi dunia
|
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini yaitu:
1.
Pembangunan merupakan
suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan
secara terencana.
2.
Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau
semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu
yang berada dalam kelompok tersebut.
3.
Pembangunan
masyarakat atau pembangunan komunitas adalah suatu proses melalui usaha dan
prakarsa masyarakat sendiri maupun kegiatan pemerintahan dalam rangka
memperbaiki kondisi ekonomi, sosial dan budaya.
4.
Ada 3 fase
perkembangan masyarakat Indonesia, meliputi: fase komunal primitif, fase
feodalisme, dan fase kapitalisme.
5.
Teori pembangunan
terbagi atas 3, meliputi: teori modernisasi, teori dependensi, dan teori sistem
dunia.
3.2. Saran
Semoga
pembaca dapat memahami semua inti dari pembangunan masyarakat dan mengetahui
bahwa masyarakatlah inti utama dari pembangunan serta dapat menuju ke arah
perubahan yang lebih baik lagi dalam segala aspek kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
Guampe, Feliks. 2010. Contoh Pembangunan Masyarakat. http://korompolo.blogspot.com/2013/05/a.html
[27 November 2013]
Haris. 2012. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. http://m-haritsyah.blogspot.com/2012/06/pembangunan-dan-pemberdayaan-masyarakat.html [27 November 2013]
Irmawati, Nurlaili. 2012. Teori Pembangunan. mbem25.blogspot.com/2012/06/teori-pembangunan.html [27 November 2013]
Kata, Arti. 2013. Masyarakat. http://www.artikata.com/arti-340042-masyarakat.html [27 November 2013]
Majid, Abdul. 2008. Pengertian Masyarakat. http://majidbsz.wordpress.com/2008/06/30/pengertian-masyarakat/
[27 November 2013]
Mita, Felicia. 2013. Makna Pembangunan Masyarakat. http://mietaolivia.blogspot.com/2013/01/makna-pembangunan-masyarakat.html
[27 November 2013]
Wikipedia. 2013. Masyarakat. http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat
[27 November 2013]
Zulkarnaen,
Fanny. 2011. Pengertian Pembangunan. http://ilearn.unand.ac.id/blog/index.php?entryid=57
[27 November 2013]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar