PENYAKIT
MENULAR
(ETIOLOGI,
PENULARAN, DIAGNOSIS, PENCEGAHAN, PENANGGULANGAN, GAMBARAN EPIDEMIOLOGI)
PENYAKIT HIV/AIDS
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome
(disingkat AIDS) adalah
sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya
sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi
virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan
lain-lain).
a.
Etiologi
AIDS disebabkan oleh
virus yang disebut HIV (Human Immunodeficiency Virus). Virus ini ditemukan oleh
montagnier, seorang ilmuwan Perancis (Institute Pasteur, Paris, 1983), yang
mengisolasi virus dari seorang penderita dengan gejala limfadenopati, sehingga pada
waktu itu dinamakan Lymphadenopathy
Associated Virus (LAV). Gallo (National Institute of Health, USA 1984)
menemukan Virus HTL V-III (Human T
Lymphotropic Virus) yang juga penyebab AIDS. Pada penelitain lebih lanjut
dibuktikan bahwa kedua virus ini sama, sehingga berdasarkan hasil pertemuan
International Committee on Taxonomy of Viruses (1986) WHO memberi nama resmi
HIV.
b.
Cara
Penularan
1) Lewat cairan
darah:
Melalui transfusi darah/produk darah
yang sudah tercemar HIV. Lewat pemakaian jarum suntik yang sudah tercemar HIV,
yang dipakai bergantian tanpa disterilkan, misalnya pemakaian jarum suntik
dikalangan pengguna Narkotika Suntikan. Melalui pemakaian jarum suntik yang
berulangkali dalam kegiatan lain, misalnya: penyuntikan obat, imunisasi,
pemakaian alat tusuk yang menembus kulit, misalnya alat tindik, tato, dan alat
facial wajah.
2) Lewat cairan
sperma dan cairan vagina:
Melalui hubungan seks penetratif
(penis masuk kedalam Vagina/Anus), tanpa menggunakan kondom, sehingga
memungkinkan tercampurnya cairan sperma dengan cairan vagina (untuk hubungan
seks lewat vagina); atau tercampurnya cairan sperma dengan darah, yang mungkin
terjadi dalam hubungan seks lewat anus.
3) Lewat air
susu ibu:
Penularan ini dimungkinkan dari
seorang ibu hamil yang HIV positif, dan melahirkan lewat vagina; kemudian
menyusui bayinya dengan ASI.
Kemungkinan penularan dari ibu ke bayi (Mother-to-Child Transmission) ini berkisar hingga 30%, artinya dari setiap 10 kehamilan dari ibu HIV positif kemungkinan ada 3 bayi yang lahir dengan HIV positif.
Kemungkinan penularan dari ibu ke bayi (Mother-to-Child Transmission) ini berkisar hingga 30%, artinya dari setiap 10 kehamilan dari ibu HIV positif kemungkinan ada 3 bayi yang lahir dengan HIV positif.
c.
Diagnosa
HIV biasanya didiagnosis dengan
tes darah atau air liur dari adanya antibodi terhadap virus. Jenis tes HIV
tidak akurat bila dilakukan segera setelah infeksi karena tubuh perlu
waktu untuk mengembangkan antibodi, biasanya sampai dengan 12 minggu. Dalam
kasus yang jarang, dapat memakan waktu hingga enam bulan untuk tes antibodi HIV
menjadi positif. Telah ditemukan tes jenis baru pemeriksaan HIV
antigen, protein yang diproduksi oleh virus segera setelah infeksi. Tes ini
dapat mengkonfirmasikan diagnosis dalam beberapa hari setelah infeksi. Sebuah
diagnosis dini dapat mendorong orang untuk mengambil tindakan ekstra untuk
mencegah penularan virus ke orang lain. Tes penderita HIV/AIDS:
1)
Jumlah CD4. Sel CD4 adalah sejenis sel
darah putih yang secara spesifik ditargetkan dan dihancurkan oleh HIV. Jumlah
CD4 pada seseorang yang sehat dapat bervariasi dari 500 sampai lebih dari
1.000. Bahkan jika seseorang tidak memiliki gejala, infeksi HIV bisa berkembang
menjadi AIDS ketika jumlah CD4 menjadi kurang dari 200.
2)
Beban Viral. Tes ini mengukur jumlah virus
dalam darah. Penelitian telah menunjukkan bahwa orang dengan viral load yang
lebih tinggi biasanya kondisi lebih buruk daripada mereka yang
memiliki viral load yang lebih rendah.
3)
Resistensi obat. Jenis tes menentukan
apakah jenis virus HIV ditubuh resisten.
d.
Upaya
Pencegahan dan Penanggulangan
1)
Primer
Pencegahan primer dilakukan sebelum
seseorang terinfeksi HIV. Hal ini diberikan pada seseorang yang sehat secara
fisik dan mental. Pencegahan ini tidak bersifat
terapeutik; tidak menggunakan tindakan yang terapeutik; dan tidak menggunakan
identifikasi gejala penyakit. Pencegahan ini meliputi dua hal, yaitu:
a)
Peningkatan kesehatan, misalnya: dengan pendidikan
kesehatan reproduksi tentang HIV/AIDS; standarisasi nutrisi; menghindari seks
bebas; screening, dan sebagainya.
b)
Perlindungan khusus, misalnya: imunisasi; kebersihan
pribadi; atau pemakaian kondom.
2)
Sekunder
Pencegahan sekunder berfokus pada
Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) agar tidak mengalami komplikasi atau kondisi yang
lebih buruk. Pencegahan ini dilakukan melalui pembuatan diagnosa dan pemberian
intervensi yang tepat sehingga dapat mengurangi keparahan kondisi dan
memungkinkan ODHA tetap bertahan melawan penyakitnya. Pencegahan sekunder
terdiri dari teknik skrining dan pengobatan penyakit pada tahap dini. Hal ini
dilakukan dengan menghindarkan atau menunda keparahan akibat yang ditimbulkan
dari perkembangan penyakit; atau meminimalkan potensi tertularnya penyakit
lain.
3)
Tersier
Pencegahan tersier dilakukan ketika
seseorang teridentifikasi terinfeksi HIV/AIDS dan mengalami ketidakmampuan
permanen yang tidak dapat disembuhkan. Pencegahan ini terdiri dari cara
meminimalkan akibat penyakit atau ketidakmampuan melalui intervensi yang
bertujuan mencegah komplikasi dan penurunan kesehatan. Kegiatan pencegahan
tersier ditujukan untuk melaksanakan rehabilitasi, dari pada pembuatan diagnosa
dan tindakan penyakit. Perawatan pada tingkat ini ditujukan untuk membantu ODHA
mencapai tingkat fungsi setinggi mungkin, sesuai dengan keterbatasan yang ada
akibat HIV/AIDS. Tingkat perawatan ini bisa disebut juga perawatan preventive,
karena di dalamnya terdapat tindak pencegahan terhadap kerusakan atau penurunan
fungsi lebih jauh. Misalnya, dalam merawat seseorang yang terkena HIV/AIDS,
disamping memaksimalkan aktivitas ODHA dalam aktivitas sehari-hari di
masyarakat, juga mencegah terjadinya penularan penyakit lain ke dalam penderita
HIV/AIDS; Mengingat seseorang yang terkena HIV/AIDS mengalami penurunan
imunitas dan sangat rentan tertular penyakit lain.
Selain hal-hal tersebut, pendekatan
yang dapat digunakan dalam upaya pencegahan penularan infeksi HIV/AIDS adalah
penyuluhan untuk mempertahankan perilaku tidak beresiko. Hal ini bisa dengan
menggunakan prinsip ABCDE yang telah dibakukan secara internasional sebagai
cara efektif mencegah infeksi HIV/AIDS lewat hubungan seksual. ABCDE ini meliputi:
A = abstinensia,
tidak melakukan hubungan seks terutama seks berisiko tinggi dan seks pranikah.
B = be
faithful, bersikap saling setia dalam hubungan perkawinan atau hubungan
tetap.
C = condom,
cegah penularan HIV dengan memakai kondom secara benar dan konsisten untuk para penjaja seksual.
D = drugs,
hindari pemakaian narkoba suntik.
E =
equipment , jangan memakai alat suntik bergantian.
Upaya penanggulangan penyakit HIV/AIDS dapat dilakukan
dengan menyediakan Rumah Sakit atau
tempat perawatan khusus bagi pasien penderita HIV/AIDS dan dijaga sedemikian
rupa sehingga penularan kepada yang sehat dapat dicegah serta melakukan
pemantauan secara terus menerus untuk melihat perkembangan masalah AIDS agar
masalah AIDS ini dapat ditangani dengan baik.
e.
Gambaran
Epidemiologi
1)
Distribusi
a)
Orang
HIV/AIDS adalah
penyakit menular seksual yang dapat menyerang laki-laki, perempuan bahkan
anak-anak.
b)
Waktu
Perkembangan dari HIV
menjadi AIDS membutuhkan waktu yang lama, 5-10 tahun dari masukan HIV ke dalam
tubuh sampai terjadi AIDS. HIV berpindah dari satu orang ke orang lain melalui
pertukaran cairan tubuh antara orang dengan HIV positif dengan orang lain.
c)
Tempat
Berdasarkan tempat
penyebaran penyakit HIV, dimana didaerah perkotaan lebih tinggi dibandingkan
daerah pedesaan.
2)
Frekuensi
Kini AIDS telah menjadi
wabah penyakit. AIDS diperkirakan telah menginfeksi 38,6 juta orang diseluruh
dunia. Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO memperkirakan bahwa
AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali
diakui pada tanggal 5 juni 1981. Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah
satu wabah paling mematikan dalam sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan
kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari
570.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak.
3)
Determinan
a) Host
Penyakit HIV/AIDS dapat
menyerang kelompok umur produktif (15-60 tahun) jumlah terbesar pada kelompok
umur 20-29 tahun. Hal ini disebabkan karena perilaku berisiko yang salah
satunya terjadi dikalangan anak usia sekolah SMP.
b) Agent
HIV/AIDS adalah infeksi
sel sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV. Ini seringkali
menyebabkan rasa lelah dan lesu, berat badan menurun secara drastis, demam yang
sering dan berkeringat di waktu malam, kurang nafsu makan, bercak-bercak putih
di lidah dan di dalam mulut.
c) Environment
Tingkat pengawasan/peran orang tua
sangat dibutuhkan agar anak usia remaja tidak tergolong pergaulan bebas.
Obat herbal Dr. Imoloa yang luar biasa adalah obat penyembuhan yang sempurna untuk Virus HIV, saya mendiagnosis HIV selama 8 tahun, dan setiap hari saya selalu mencari penelitian untuk mencari cara sempurna untuk menghilangkan penyakit mengerikan ini karena saya selalu tahu bahwa yang kita butuhkan karena kesehatan kita ada di bumi. Jadi, pada pencarian saya di internet saya melihat beberapa kesaksian berbeda tentang bagaimana Dr. imoloa dapat menyembuhkan HIV dengan obat herbal yang kuat. Saya memutuskan untuk menghubungi pria ini, saya menghubunginya untuk obat herbal yang saya terima melalui layanan kurir DHL. Dan dia membimbing saya bagaimana caranya. Saya memintanya untuk solusi minum obat herbal selama dua minggu. dan kemudian dia menginstruksikan saya untuk pergi memeriksa yang saya lakukan. lihatlah aku (HIV NEGATIF). Terima kasih Tuhan untuk dr imoloa telah menggunakan obat herbal yang kuat untuk menyembuhkanku. ia juga memiliki obat untuk penyakit seperti: penyakit parkison, kanker vagina, epilepsi, Gangguan Kecemasan, Penyakit Autoimun, Nyeri Punggung, Keseleo, Gangguan Bipolar, Tumor Otak, Ganas, Bruxisme, Bulimia, Penyakit Disk Serviks, Penyakit Kardiovaskular, Penyakit Kardiovaskular, Neoplasma, kronis penyakit pernapasan, gangguan mental dan perilaku, Cystic Fibrosis, Hipertensi, Diabetes, asma, radang sendi yang dimediasi autoimun. penyakit ginjal kronis, penyakit radang sendi, sakit punggung, impotensi, spektrum alkohol feta, Gangguan Dymyme, Eksim, kanker kulit, TBC, Sindrom Kelelahan Kronis, sembelit, penyakit radang usus, kanker tulang, kanker paru-paru, sariawan, kanker mulut, tubuh nyeri, demam, hepatitis ABC, sifilis, diare, Penyakit Huntington, jerawat punggung, gagal ginjal kronis, penyakit addison, Penyakit Kronis, Penyakit Crohn, Cystic Fibrosis, Fibromyalgia, Penyakit Radang Usus Besar, penyakit kuku jamur, Penyakit Kelumpuhan, penyakit Celia, Limfoma , Depresi Besar, Melanoma Ganas, Mania, Melorheostosis, Penyakit Meniere, Mucopolysaccharidosis, Multiple Sclerosis, Distrofi Otot, Rheumatoid Arthritis, Penyakit Alzheimer, email- drimolaherbalmademedicine@gmail.com / hubungi atau {whatssapp ..... +2347081986098. }
BalasHapus