Jumat, 27 Desember 2013

Penyakit HIV/AIDS



PENYAKIT MENULAR
(ETIOLOGI, PENULARAN, DIAGNOSIS, PENCEGAHAN, PENANGGULANGAN, GAMBARAN EPIDEMIOLOGI)



PENYAKIT HIV/AIDS
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain).
a.         Etiologi
AIDS disebabkan oleh virus yang disebut HIV (Human Immunodeficiency Virus). Virus ini ditemukan oleh montagnier, seorang ilmuwan Perancis (Institute Pasteur, Paris, 1983), yang mengisolasi virus dari seorang penderita dengan gejala limfadenopati, sehingga pada waktu itu dinamakan Lymphadenopathy Associated Virus (LAV). Gallo (National Institute of Health, USA 1984) menemukan Virus HTL V-III (Human T Lymphotropic Virus) yang juga penyebab AIDS. Pada penelitain lebih lanjut dibuktikan bahwa kedua virus ini sama, sehingga berdasarkan hasil pertemuan International Committee on Taxonomy of Viruses (1986) WHO memberi nama resmi HIV.
b.        Cara Penularan
1)      Lewat cairan darah:
Melalui transfusi darah/produk darah yang sudah tercemar HIV. Lewat pemakaian jarum suntik yang sudah tercemar HIV, yang dipakai bergantian tanpa disterilkan, misalnya pemakaian jarum suntik dikalangan pengguna Narkotika Suntikan. Melalui pemakaian jarum suntik yang berulangkali dalam kegiatan lain, misalnya: penyuntikan obat, imunisasi, pemakaian alat tusuk yang menembus kulit, misalnya alat tindik, tato, dan alat facial wajah.
2)      Lewat cairan sperma dan cairan vagina:
Melalui hubungan seks penetratif (penis masuk kedalam Vagina/Anus), tanpa menggunakan kondom, sehingga memungkinkan tercampurnya cairan sperma dengan cairan vagina (untuk hubungan seks lewat vagina); atau tercampurnya cairan sperma dengan darah, yang mungkin terjadi dalam hubungan seks lewat anus.
3)      Lewat air susu ibu:
Penularan ini dimungkinkan dari seorang ibu hamil yang HIV positif, dan melahirkan lewat vagina; kemudian menyusui bayinya dengan ASI.
Kemungkinan penularan dari ibu ke bayi (Mother-to-Child Transmission) ini berkisar hingga 30%, artinya dari setiap 10 kehamilan dari ibu HIV positif kemungkinan ada 3 bayi yang lahir dengan HIV positif.
c.         Diagnosa
HIV biasanya didiagnosis dengan tes darah atau air liur dari adanya antibodi terhadap virus. Jenis tes HIV tidak akurat bila dilakukan segera setelah infeksi karena tubuh perlu waktu untuk mengembangkan antibodi, biasanya sampai dengan 12 minggu. Dalam kasus yang jarang, dapat memakan waktu hingga enam bulan untuk tes antibodi HIV menjadi positif. Telah ditemukan tes jenis baru  pemeriksaan HIV antigen, protein yang diproduksi oleh virus segera setelah infeksi. Tes ini dapat mengkonfirmasikan diagnosis dalam beberapa hari setelah infeksi. Sebuah diagnosis dini dapat mendorong orang untuk mengambil tindakan ekstra untuk mencegah penularan virus ke orang lain. Tes penderita HIV/AIDS:
1)        Jumlah CD4.  Sel CD4 adalah sejenis sel darah putih yang secara spesifik ditargetkan dan dihancurkan oleh HIV. Jumlah CD4 pada seseorang yang sehat dapat bervariasi dari 500 sampai lebih dari 1.000. Bahkan jika seseorang tidak memiliki gejala, infeksi HIV bisa berkembang menjadi AIDS ketika jumlah CD4 menjadi kurang dari 200.
2)        Beban Viral. Tes ini mengukur jumlah virus dalam darah. Penelitian telah menunjukkan bahwa orang dengan viral load yang lebih tinggi biasanya kondisi  lebih buruk daripada mereka yang memiliki viral load yang lebih rendah.
3)        Resistensi obat. Jenis tes menentukan apakah jenis virus HIV ditubuh resisten.
d.        Upaya Pencegahan dan Penanggulangan
1)        Primer
Pencegahan primer dilakukan sebelum seseorang terinfeksi HIV. Hal ini diberikan pada seseorang yang sehat secara fisik dan mental. Pencegahan ini tidak bersifat terapeutik; tidak menggunakan tindakan yang terapeutik; dan tidak menggunakan identifikasi gejala penyakit. Pencegahan ini meliputi dua hal, yaitu:
a)        Peningkatan kesehatan, misalnya: dengan pendidikan kesehatan reproduksi tentang HIV/AIDS; standarisasi nutrisi; menghindari seks bebas; screening, dan sebagainya.
b)        Perlindungan khusus, misalnya: imunisasi; kebersihan pribadi; atau pemakaian kondom.
2)        Sekunder
Pencegahan sekunder berfokus pada Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) agar tidak mengalami komplikasi atau kondisi yang lebih buruk. Pencegahan ini dilakukan melalui pembuatan diagnosa dan pemberian intervensi yang tepat sehingga dapat mengurangi keparahan kondisi dan memungkinkan ODHA tetap bertahan melawan penyakitnya. Pencegahan sekunder terdiri dari teknik skrining dan pengobatan penyakit pada tahap dini. Hal ini dilakukan dengan menghindarkan atau menunda keparahan akibat yang ditimbulkan dari perkembangan penyakit; atau meminimalkan potensi tertularnya penyakit lain.
3)        Tersier
Pencegahan tersier dilakukan ketika seseorang teridentifikasi terinfeksi HIV/AIDS dan mengalami ketidakmampuan permanen yang tidak dapat disembuhkan. Pencegahan ini terdiri dari cara meminimalkan akibat penyakit atau ketidakmampuan melalui intervensi yang bertujuan mencegah komplikasi dan penurunan kesehatan. Kegiatan pencegahan tersier ditujukan untuk melaksanakan rehabilitasi, dari pada pembuatan diagnosa dan tindakan penyakit. Perawatan pada tingkat ini ditujukan untuk membantu ODHA mencapai tingkat fungsi setinggi mungkin, sesuai dengan keterbatasan yang ada akibat HIV/AIDS. Tingkat perawatan ini bisa disebut juga perawatan preventive, karena di dalamnya terdapat tindak pencegahan terhadap kerusakan atau penurunan fungsi lebih jauh. Misalnya, dalam merawat seseorang yang terkena HIV/AIDS, disamping memaksimalkan aktivitas ODHA dalam aktivitas sehari-hari di masyarakat, juga mencegah terjadinya penularan penyakit lain ke dalam penderita HIV/AIDS; Mengingat seseorang yang terkena HIV/AIDS mengalami penurunan imunitas dan sangat rentan tertular penyakit lain.
Selain hal-hal tersebut, pendekatan yang dapat digunakan dalam upaya pencegahan penularan infeksi HIV/AIDS adalah penyuluhan untuk mempertahankan perilaku tidak beresiko. Hal ini bisa dengan menggunakan prinsip ABCDE yang telah dibakukan secara internasional sebagai cara efektif mencegah infeksi HIV/AIDS lewat hubungan seksual. ABCDE ini meliputi:
A = abstinensia, tidak melakukan hubungan seks terutama seks berisiko tinggi dan seks pranikah.
B = be faithful, bersikap saling setia dalam hubungan perkawinan atau hubungan tetap.
C = condom, cegah penularan HIV dengan memakai kondom secara benar dan    konsisten untuk para penjaja seksual.
D = drugs, hindari pemakaian narkoba suntik.
E = equipment , jangan memakai alat suntik bergantian.
Upaya penanggulangan penyakit HIV/AIDS dapat dilakukan dengan menyediakan Rumah Sakit atau tempat perawatan khusus bagi pasien penderita HIV/AIDS dan dijaga sedemikian rupa sehingga penularan kepada yang sehat dapat dicegah serta melakukan pemantauan secara terus menerus untuk melihat perkembangan masalah AIDS agar masalah AIDS ini dapat ditangani dengan baik.
e.         Gambaran Epidemiologi
1)        Distribusi
a)        Orang
HIV/AIDS adalah penyakit menular seksual yang dapat menyerang laki-laki, perempuan bahkan anak-anak.
b)        Waktu
Perkembangan dari HIV menjadi AIDS membutuhkan waktu yang lama, 5-10 tahun dari masukan HIV ke dalam tubuh sampai terjadi AIDS. HIV berpindah dari satu orang ke orang lain melalui pertukaran cairan tubuh antara orang dengan HIV positif dengan orang lain.
c)        Tempat
Berdasarkan tempat penyebaran penyakit HIV, dimana didaerah perkotaan lebih tinggi dibandingkan daerah pedesaan.
2)        Frekuensi
Kini AIDS telah menjadi wabah penyakit. AIDS diperkirakan telah menginfeksi 38,6 juta orang diseluruh dunia. Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 juni 1981. Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak.
3)        Determinan
a)      Host
Penyakit HIV/AIDS dapat menyerang kelompok umur produktif (15-60 tahun) jumlah terbesar pada kelompok umur 20-29 tahun. Hal ini disebabkan karena perilaku berisiko yang salah satunya terjadi dikalangan anak usia sekolah SMP.
b)      Agent
HIV/AIDS adalah infeksi sel sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV. Ini seringkali menyebabkan rasa lelah dan lesu, berat badan menurun secara drastis, demam yang sering dan berkeringat di waktu malam, kurang nafsu makan, bercak-bercak putih di lidah dan di dalam mulut.
c)      Environment
Tingkat pengawasan/peran orang tua sangat dibutuhkan agar anak usia remaja tidak tergolong pergaulan bebas.

1 komentar:

  1. Obat herbal Dr. Imoloa yang luar biasa adalah obat penyembuhan yang sempurna untuk Virus HIV, saya mendiagnosis HIV selama 8 tahun, dan setiap hari saya selalu mencari penelitian untuk mencari cara sempurna untuk menghilangkan penyakit mengerikan ini karena saya selalu tahu bahwa yang kita butuhkan karena kesehatan kita ada di bumi. Jadi, pada pencarian saya di internet saya melihat beberapa kesaksian berbeda tentang bagaimana Dr. imoloa dapat menyembuhkan HIV dengan obat herbal yang kuat. Saya memutuskan untuk menghubungi pria ini, saya menghubunginya untuk obat herbal yang saya terima melalui layanan kurir DHL. Dan dia membimbing saya bagaimana caranya. Saya memintanya untuk solusi minum obat herbal selama dua minggu. dan kemudian dia menginstruksikan saya untuk pergi memeriksa yang saya lakukan. lihatlah aku (HIV NEGATIF). Terima kasih Tuhan untuk dr imoloa telah menggunakan obat herbal yang kuat untuk menyembuhkanku. ia juga memiliki obat untuk penyakit seperti: penyakit parkison, kanker vagina, epilepsi, Gangguan Kecemasan, Penyakit Autoimun, Nyeri Punggung, Keseleo, Gangguan Bipolar, Tumor Otak, Ganas, Bruxisme, Bulimia, Penyakit Disk Serviks, Penyakit Kardiovaskular, Penyakit Kardiovaskular, Neoplasma, kronis penyakit pernapasan, gangguan mental dan perilaku, Cystic Fibrosis, Hipertensi, Diabetes, asma, radang sendi yang dimediasi autoimun. penyakit ginjal kronis, penyakit radang sendi, sakit punggung, impotensi, spektrum alkohol feta, Gangguan Dymyme, Eksim, kanker kulit, TBC, Sindrom Kelelahan Kronis, sembelit, penyakit radang usus, kanker tulang, kanker paru-paru, sariawan, kanker mulut, tubuh nyeri, demam, hepatitis ABC, sifilis, diare, Penyakit Huntington, jerawat punggung, gagal ginjal kronis, penyakit addison, Penyakit Kronis, Penyakit Crohn, Cystic Fibrosis, Fibromyalgia, Penyakit Radang Usus Besar, penyakit kuku jamur, Penyakit Kelumpuhan, penyakit Celia, Limfoma , Depresi Besar, Melanoma Ganas, Mania, Melorheostosis, Penyakit Meniere, Mucopolysaccharidosis, Multiple Sclerosis, Distrofi Otot, Rheumatoid Arthritis, Penyakit Alzheimer, email- drimolaherbalmademedicine@gmail.com / hubungi atau {whatssapp ..... +2347081986098. }

    BalasHapus